Seorang guru dari SD Saunggaling 1 yang mendampingi tim sekolahnya bertanding di babak grand final Mobile Legends Goes to School yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, membagikan cara mengembangkan bakat anak di esports khususnya MLBB.
Muhamad Renaldo, guru olahraga SD Saunggaling 1, mengatakan bahwa dukungan sekolah menjadi poin utama, mengingat seorang siswa tentunya akan lebih menghabiskan waktu di sekolah.
Dukungan sekolah Saunggaling 1 disebutkan oleh Renaldo sebagai poin yang sangat penting untuk anak sekolah bisa mengembangkan potensi diri mereka esports, spesifik MLBB, seperti di MLBB Goes to School ini.
“(Sekolah) Sangat mendukung terlaksananya Mobile Legends (goes to school) ini, turnamen ini. Jadi kita difasilitasi untuk berlatih di aula yang notabenenya untuk wifi pasti lebih kenceng. Anak-anak diijinkan latihan di situ.” tutur Renaldo.
Selain sekolah, bagi Renaldo, dukungan orangtua juga tak kalah pentingnya. Apalagi proses latihan tentu akan menambah waktu aktivitas siswa, setelah melewati proses jam belajar di sekolah.
“Untuk jam latihannya fleksibel. Setelah jam pembelajaran anak-anak baru kita latihan. Tapi juga tidak lupa ijin ke orangtuanya dulu, karena pulangnya pasti agak lama.”
“Alhamdullilahnya kita pendekatan dengan orangtua berjalan baik. Anak-anak yang kemarin ikut seleksi tingkat sekolah, semuanya diijinkan oleh orangtuanya.”
Bagi Renaldo, ijin maupun komunikasi dengan orangtua adalah hal penting, karena pada dasarnya apapun harus dikomunikasikan dengan orangtua murid.
“Karena kita begini, ada kabar baik kabar buruk, kita selalu komunikasikan ke orangtua. Kalau kita ingin baik dengan orangtua kita harus komunikasikan apapun itu hasilnya kita harus komunikasikan.”
“Yang kedua, bapak kepala sekolah saya sangat mendukung, itu yang terpenting. Kebetulan saya bagian kesiswaan juga, jadi paling dekat sama anak-anak.”
Kemungkinan akan Adanya Ekskul Esports di Sekolah
Sebagai salah satu tim sekolah yang lolos ke grand final MLBB Goes to School, Renaldi mengatakan bahwa saat ini di SD Sawunggalih 1 belum ada ekstrakurikuler esports. Namun dirinya sudah mencoba untuk mengajukan hal tersebut.
Adapun permasalahan yang dihadapi tidak lepas dari keperluan device, khususnya HP, untuk bermain sementara siswa sekolah masih anak-anak dan berisiko ketika membawa HP ke sekolah, seperti yang menjadi concern dari orangtua.
“Kalau kemarin saya sudah ijin kalau ke depannya ada (ekstrakurikuler) esports. Permasalahannya satu, di sekolah kita enggak semuanya boleh pegang HP (pesan) dari orangtuanya ya. Takutnya mereka bawa HP terus di jalan mau pulang, diambil orang, itu yang ditakutkan.”
“Bukan kita melarang mereka main Mobile Legends ya, bukan. Tapi lebih tepatnya kita berhati-hati, menanggulangi hal-hal yang tidak diinginkan.”